CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Jumat, 28 September 2012

ALL ABOUT TSUNAMI


A.PENGERTIAN TSUNAMI
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang tsunami.
Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
Sejarawan Yunani bernama Thucydides merupakan orang pertama yang mengaitkan tsunami dengan gempa bawah laut. Namun hingga abad ke-20, pengetahuan mengenai penyebab tsunami masih sangat minim. Penelitian masih terus dilakukan untuk memahami penyebab tsunami.
geologi, geografi, dan oseanografi pada masa lalu menyebut tsunami sebagai "gelombang laut seismik".
Beberapa kondisi meteorologis, seperti badai tropis, dapat menyebabkan gelombang badai yang disebut sebagai meteor tsunami yang ketinggiannya beberapa meter di atas gelombang laut normal. Ketika badai ini mencapai daratan, bentuknya bisa menyerupai tsunami, meski sebenarnya bukan tsunami. Gelombangnya bisa menggenangi daratan. Gelombang badai ini pernah menggenangi Burma (Myanmar) pada Mei 2008.
Wilayah di sekeliling Samudra Pasifik memiliki Pacific Tsunami Warning Centre (PTWC) yang mengeluarkan peringatan jika terdapat ancaman tsunami pada wilayah ini. Wilayah di sekeliling Samudera Hindia sedang membangun Indian Ocean Tsunami Warning System (IOTWS) yang akan berpusat di Indonesia.
Bukti-bukti historis menunjukkan bahwa megatsunami mungkin saja terjadi, yang menyebabkan beberapa pulau dapat tenggelam

B.PENYEBAB TERJADINYA TSUNAMI
     Skema terjadinya tsunami
Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua.
Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gempa yang menyebabkan tsunami
  Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)
  Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter
  Gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun
C.TERMINOLOGI
Kata tsunami berasal dari bahasa jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami berarti gelombang. Tsunami sering terjadi Jepang. Sejarah Jepang mencatat setidaknya 196 tsunami telah terjadi.
Pada beberapa kesempatan, tsunami disamakan dengan gelombang pasang. Dalam tahun-tahun terakhir, persepsi ini telah dinyatakan tidak sesuai lagi, terutama dalam komunitas peneliti, karena gelombang pasang tidak ada hubungannya dengan tsunami. Persepsi ini dahulu populer karena penampakan tsunami yang menyerupai gelombang pasang yang tinggi.
Tsunami dan gelombang pasang sama-sama menghasilkan gelombang air yang bergerak ke daratan, namun dalam kejadian tsunami, gerakan gelombang jauh lebih besar dan lebih lama, sehingga memberika kesan seperti gelombang pasang yang sangat tinggi. Meskipun pengartian yang menyamakan dengan "pasang-surut" meliputi "kemiripan" atau "memiliki kesamaan karakter" dengan gelombang pasang, pengertian ini tidak lagi tepat. Tsunami tidak hanya terbatas pada pelabuhan. Karenanya para geologis dan oseanografis sangat tidak merekomendasikan untuk menggunakan istilah ini.
Hanya ada beberapa bahasa lokal yang memiliki arti yang sama dengan gelombang merusak ini. Aazhi Peralai dalam Bahasa Tamil, ië beuna atau alôn buluëk (menurut dialek) dalam Bahasa Aceh adalah contohnya. Sebagai catatan, dalam bahasa Tagalog versi Austronesia, bahasa utama di Filipina, alon berarti "gelombang". Di Pulau Simeulue, daerah pesisir barat Sumatra, Indonesia, dalam Bahasa Defayan, smong berarti tsunami. Sementara dalam Bahasa Sigulai, emong berarti tsunami.
D.SISTEM PERINGATAN DINI
Banyak kota-kota di sekitar Pasifik, terutama di Jepang dan juga Hawaii, mempunyai sistem peringatan tsunami dan prosedur evakuasi untuk menangani kejadian tsunami. Bencana tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui perangkat yang ada di dasar atau permukaan laut yang terhubung dengan satelit.
Perekam tekanan di dasar laut bersama-sama denganperangkat yang mengapung di laut buoy, dapat digunakan untuk mendeteksi gelombang yang tidak dapat dilihat oleh pengamat manusia pada laut dalam. Sistem sederhana yang pertama kali digunakan untuk memberikan peringatan awal akan terjadinya tsunami pernah dicoba di Hawaii pada tahun 1920-an. Kemudian, sistem yang lebih canggih dikembangkan lagi setelah terjadinya tsunami besar pada tanggal 1 April 1946 dan 23 Mei 1960. Amerika serikat membuat Pasific Tsunami Warning Center pada tahun 1949, dan menghubungkannya ke jaringan data dan peringatan internasional pada tahun 1965.
Salah satu sistem untuk menyediakan peringatan dini tsunami, CREST Project, dipasang di pantai Barat Amerika Serikat, Alaska, dan Hawai oleh USGS, NOAA, dan Pacific Northwest Seismograph Network, serta oleh tiga jaringan seismik universitas.
Hingga kini, ilmu tentang tsunami sudah cukup berkembang, meskipun proses terjadinya masih banyak yang belum diketahui dengan pasti. Episenter dari sebuah gempa bawah laut dan kemungkinan kejadian tsunami dapat cepat dihitung. Pemodelan tsunami yang baik telah berhasil memperkirakan seberapa besar tinggi gelombang tsunami di daerah sumber, kecepatan penjalarannya dan waktu sampai di pantai, berapa ketinggian tsunami di pantai dan seberapa jauh rendaman yang mungkin terjadi di daratan. Walaupun begitu, karena faktor alamiah, seperti kompleksitas topografi dan batimetri sekitar pantai dan adanya corak ragam tutupan lahan (baik tumbuhan, bangunan, dll), perkiraan waktu kedatangan tsunami,
Sistem Peringatan Dini Tsunami di Indonesia
Pemerintah Indonesia, dengan bantuan negara-negara donor, telah mengembangkan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesian Tsunami Early Warning System - InaTEWS). Sistem ini berpusat pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta. Sistem ini memungkinkan BMKG mengirimkan peringatan tsunami jika terjadi gempa yang berpotensi mengakibatkan tsunami. Sistem yang ada sekarang ini sedang disempurnakan. Kedepannya, sistem ini akan dapat mengeluarkan 3 tingkat peringatan, sesuai dengan hasil perhitungan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan (Decision Support System - DSS).
Pengembangan Sistem Peringatan Dini Tsunami ini melibatkan banyak pihak, baik instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga internasional, lembaga non-pemerintah. Koordinator dari pihak Indonesia adalah Kementrian Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Sedangkan instansi yang ditunjuk dan bertanggung jawab untuk mengeluarkan INFO GEMPA dan PERINGATAN TSUNAMI adalah BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika). Sistem ini didesain untuk dapat mengeluarkan peringatan tsunami dalam waktu paling lama 5 menit setelah gempa terjadi.
Sistem Peringatan Dini memiliki 4 komponen: Pengetahuan mengenai Bahaya dan Resiko, Peramalan, Peringatan, dan Reaksi.Observasi (Monitoring gempa dan permukaan laut), Integrasi dan Diseminasi Informasi, Kesiapsiagaan.ketinggian dan jarak rendaman tsunami masih belum bisa dimodelkan secara akurat.
Cara Kerja
Sebuah Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah merupakan rangkaian sistem kerja yang rumit dan melibatkan banyak pihak secara internasional, regional, nasional, daerah dan bermuara di Masyarakat.
Apabila terjadi suatu Gempa, maka kejadian tersebut dicatat oleh alat Seismograf (pencatat gempa). Informasi gempa (kekuatan, lokasi, waktu kejadian) dikirimkan melalui satelit ke BMKG Jakarta. Selanjutnya BMG akan mengeluarkan INFO GEMPA yang disampaikan melalui peralatan teknis secara simultan. Data gempa dimasukkan dalam DSS untuk memperhitungkan apakah gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami. Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario modelling yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan INFO PERINGATAN TSUNAMI. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya (GPS, BUOY, OBU, Tide Gauge) untuk memberikan konfirmasi apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk. Informasi ini juga diteruskan oleh BMKG. BMKG menyampaikan info peringatan tsunami melalui beberapa institusi perantara, yang meliputi (Pemerintah Daerah dan Media). Institusi perantara inilah yang meneruskan informasi peringatan kepada masyarakat. BMKG juga menyampaikan info peringatan melalui SMS ke pengguna ponsel yang sudah terdaftar dalam database BMKG. Cara penyampaian Info Gempa tersebut untuk saat ini adalah melalui SMS, Facsimile, Telepon, Email, RANET (Radio Internet), FM RDS (Radio yang mempunyai fasilitas RDS/Radio Data System) dan melalui Website BMG (www.bmg.go.id).
Pengalaman serta banyak kejadian dilapangan membuktikan bahwa meskipun banyak peralatan canggih yang digunakan, tetapi alat yang paling efektif hingga saat ini untuk Sistem Peringatan Dini Tsunami adalah RADIO. Oleh sebab itu, kepada masyarakat yang tinggal didaerah rawan Tsunami diminta untuk selalu siaga mempersiapkan RADIO FM untuk mendengarkan berita peringatan dini Tsunami. Alat lainnya yang juga dikenal ampuh adalah Radio Komunikasi Antar Penduduk. Organisasi yang mengurusnya adalah RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Mengapa Radio ? jawabannya sederhana, karena ketika gempa seringkali mati lampu tidak ada listrik. Radio dapat beroperasi dengan baterai. Selain itu karena ukurannya kecil, dapat dibawa-bawa (mobile). Radius komunikasinyapun relatif cukup memadai.
E.TANDA-TANDA TERJADIYA TSUNAMI
            1.Diawali dengan adanya gempa bumi.
Bagi Orang-orang yang dekat pantai, sebaiknya berhati-hatilah jika terjadi pristiwa gempa. Tsunami biasanya terjadi karena adanya gempa bumi yang terjadi di bawah atau di dekat laut. walaupun belum 100% penyebabnya adalah gempa bumi dibawah laut, tapi mungkin faktor inilah yang paling sering menimbulkan Tsunami. Tsunami dapat menyapu semua benda-benda yang menghalanginya. Tsunami dapat menghapus garis pantai sejauh beratus-ratus meter jauhnya!
2.Tanda-tanda Alam
Alam juga dapat memberi tanda-tanda seperti gerakan angin yang tidak biasa, tekanan udara dan cuaca yang bisa dibilang ekstrim, Prilaku hewan yang aneh, contohnya, kelelawar yang biasanya tidur di siang hari akan mendadak sangat aktif pada 30 menit sebelum terjadinya tsunami, munculnya burung yang terbang bergerombol di langit tanpa diketahui kemana akan perginya, bahkan di Sri Lanka, dan Thailand, Gajah-gajah berlarian ke bukit 1 jam sebelum tsunami yang terjadi pada tahun 2004 yang menghancurkan desa dan membunuh 150.000 orang di kedua negara itu. Para ilmuan telah membuktikan bahwa hewan mampu menangkap getaran-getaran atau tekanan udara disekitar mereka.
3.Terdengar suara gemuruh
banyak korban-korban tsunami yang mengatakan bahwa awal datangnya gelombang tsunami akan diawali oleh suara gemuruh yang keras mirip dengan suara kereta yang sedang memuat barang. Juga ada juga yang mengatakan terdengar suara ledakan kecil dari kejauhan.
4.Perhatikan Penurunan Ketinggian Air Laut.
Penurunan ketinggian air laut ini, akan terjadi dengan waktu yang sangat singkat dan ini berarti bukan merupakan waktu air laut surut. Biasanya juga akan ada gerombolan ikan-ikan terhampar di sepanjang garis pantai. Jika ini terjadi, janganlah menganggap ini "Rezeki Nomplok" justru malah sibuk memungut ikan yang terhampar di garis pantai. Itu sangat berbahaya, Yang harus kita lakukan adalah mencari tempat yang aman. Tempat yang paling aman adalah tempat yang tinggi. Sebelum gelombang tsunami terjadi, air laut akan surut terlebih dahulu dengan waktu yang cepat, kemudian akan kembali dengan gelombang yang sangat besar.
5.Selalu waspada pada setiap gelombang!
Gelombang pertama itu bukan berarti adalah gelombang yang paling berbahaya. Boleh jadi gelombang-gelombang seterusnya akan lebih besar dan lebih berbahaya dari gelombang pertama. Perlu diingat, Jangan lah berfikir bahwa kalau tsunami di suatu tempat kecil, maka juga akan kecil di tempat yang lain. Gelombang tsunami berbeda-beda dan bervariasi ukurannya di setiap waktu dan di setiap TKP (lokasi terjadinya tsunami). Gelombang Tsunami itu juga bisa melakukan perjalanan ke sungai-sungai yang terhubung di laut. Kecuali, Jika sobat berada di kapal laut, maka gelombang tsunami tidak akan begitu terasa efeknya di laut lepas.

6.Periksa Semua Anggota Keluarga Jika Gelombang Sudah Benar-benar Reda.
Jika memang situasi sudah aman dari terpaan gelombang tsunami, yang harus kita lakukan adalah memeriksa semua anggota keluarga. Jika ada yang hilang, bukan malah panik, tidak perlu begitu, carilah bantuan kepada tim evakuasi agar semua berjalan baik. Jika semua selamat, bersyukurlah kepada ALLAH SWT. Karena DIA telah memberi kesempatan kepada kita untuk hidup lebih lama. Bencana Tsunami mungkin adalah ujian atau cobaan yang Tuhan berikan kepada kita. Bagaimanapun yang terjadi, jadikanlah itu sebagai acuan untuk lebih baik di masa yang akan datang. Tetap Semangat
F.WILAYAH YANG RENTAN TERJADINYA TSUNAMI
Kawasan pantai barat Sumatera dan pantai selatan Jawa-Bali-Nusa Tenggara-Kepulauan Maluku-Maluku Utara, pantai utara dan timur Sulawesi, serta pantai utara Papua merupakan kawasan yang rawan tsunami.

karena kawasan-kawasan itu terletak di kawasan tektonik aktif seperti di Jepang,Jepang merupakan negara yang rawan tsunami dan gempa karena terletak di kawasan geologi tektonik aktif yaitu di kawasan tumbukan lempeng Eurasia dan lempeng Pasifik dengan jarak tumbukan lempeng kurang dari 100 kilometer.

Indonesia juga rawan tsunami di kawasan barat Sumatera dan selatan Jawa, Nusa Tenggara, Maluku, serta utara Papua, karena ditekan oleh tiga lempeng/kulit bumi aktif yaitu lempeng Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Euro-Asia di bagian utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur.Selain itu, sejumlah daerah di Indonesia juga terletak dekat dengan zona patahan aktif yakni daerah sepanjang Bukit Barisan di Pulau Sumatera, Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

















G.PENANGGULANGAN BENCANA TSUNAMI
A.SEBELUM TERJADINYA TSUNAMI
apabila terdengar gemuruh dahsyat yang berasal dari laut segeralah berlari menuju tempat yang lebih tinggi dan beri tahu warga sekitar guna mencari tempat yang aman.

B.PENANGGULANGAN SAAT TSUNAMI TERJADI
apabila sudah tidak sempat berlari ke tempat yang lebih tinggi seperti bukit, gunung dan sebagainya carilah rumah bertingkat yang tinggi agar tidak terseret ombak tsunami.
apabila dari keduanya sudah tidak memungkinkan naiklah ke atas pohon yang cukup tinggi dan kokoh seperti pohon kelapa dan lainnya.
jangan turun dari tempat tinggi sebelum ada pengumuman bahwa situasi telah aman dari badan seperti BMKG dan lainnya.
C.PENANGGULANGAN SETELAH TSUNAMI TERJADI
Tolonglah korban lain yang luka- luka terlebih dahulu ke tempat yang lebih aman
Apabila ada anggota keluarga yang hilang maka carilah di posko-posko penanggulangan bencana.
 H.TSUNAMI DALAM SEJARAH
1 November 1755 - Tsunami menghancurkan Lisboa, ibu kota Portugal, dan menelan 60.000 korban jiwa.
1883 - Pada tanggal 26 Agustus, letusan gunung Krakatau dan tsunami menewaskan lebih dari 36.000 jiwa.
2004 - Pada tanggal 26 Desember 2004, gempa besar yang menimbulkan tsunami menelan korban jiwa lebih dari 250.000 di Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika. Ketinggian tsunami 35 m,
2006 - 17 Juli, Gempa yang menyebabkan tsunami terjadi di selatan pulau Jawa, Indonesia, dan setinggi maksimum ditemukan 21 meter di Pulau Nusakambangan. Memakan korban jiwa lebih dari 500 orang. Dan berasal dari selatan kota Ciamis
2007 - 12 September, Bengkulu, Memakan korban jiwa 3 orang. Ketinggian tsunami 3-4 m.
2010 - 27 Februari, Santiago, Chili
2010 - 26 Oktober, Kepulauan Mentawai, Indonesia
2011 - 11 Maret, Sendai, Jepang





DAFTAR PUSTAKA
Iwan, W.D., editor, 2006, Summary report of the Great Sumatra Earthquakes and Indian Ocean tsunamis of 26 December 2004 and 28 March 2005: Earthquake Engineering Research Institute, EERI Publication #2006-06, 11 chapters, 100 page summary, plus CD-ROM with complete text and supplementary photographs, EERI Report 2006-06. [www.eeri.org] ISBN 1-932884-19-X
Dudley, Walter C. & Lee, Min (1988: 1st edition) Tsunami! ISBN 0-8248-1125-9 link
Kenneally, Christine (December 30 2004). "Surviving the Tsunami". Slate. link
Macey, Richard (January 1 2005). "The Big Bang that Triggered A Tragedy", The Sydney Morning Herald, p 11 - quoting Dr Mark Leonard, seismologist at Geoscience Australia.
Lambourne, Helen (March 27 2005). "Tsunami: Anatomy of a disaster". BBC News. link
abelard.org. tsunamis: tsunamis travel fast but not at infinite speed. Website, retrieved March 29 2005. link
The NOAA's page on the 2004 Indian Ocean earthquake and tsunami
Ensiklopedia IPS thn. 2011
 
PRANALA LUAR

 (Inggris)Program Bank Dunia Untuk Tsunami di Aceh & Nias
(Melayu) Fakta mengenai gelombang tsunami
(Inggris) Animasi komputer mengenai tsunami
(Inggris) NOAA Pusat Peringatan Tsunami NWS Pantai Barat & Alaska
(Indonesia) Jakarta Tsunami Information Centre
(Inggris) How to survive a tsunami - Guide for children and youth
(Inggris) Tsunami database with detailed statistics
(Inggris) ImanusT (Crisis Relief Non-Profit Organization)
(Inggris) Tsunami education and outreach site
(Inggris) Tsunami Information from the Coastal Ocean Institute, Woods Hole Oceanographic Institution
(Inggris) NOVA: Wave That Shook The World — Site and special report shot within days of the 2004 Indian Ocean tsunami.
(Inggris) NOAA Tsunami — General description of tsunamis and the United States agency NOAA's role in Tsunami hazard assessment, preparedness, education, forecasts & warnings, response and research.
(Inggris) Can HF Radar detect Tsunamis? — University of Hamburg HF-Radar.
(Inggris) The Higher Ground Project — Stories of children who survived the tsunami.
(Inggris) The International Centre for Geohazards (ICG)
(Inggris) ITIC tsunami FAQ
(Inggris) NOAA Center for Tsunami Research (incorporates the PMEL Tsunami Research Program) (United States)
(Inggris) USGS: Surviving a tsunami (United States)
(Inggris) ITSU — Coordination Group for the Pacific Tsunami Warning System.
(Inggris) Pacific Tsunami Museum
(Inggris) Tsunamis and Earthquakes
(Inggris) Tsunami Centers — United States National Weather Service.
(Inggris) Tsunami Warning — Tsunami warnings via mobile phone.
(Inggris) Science of Tsunami Hazards journal
(Inggris) The International Centre for Geohazards (ICG)
(Inggris) Envirtech Tsunami Warning System — Based on seabed seismics and sea level gauges.
(Inggris) What Causes a Tsunami?
(Inggris) Scientific American Magazine (January 2006 Issue) Tsunami: Wave of Change What we can learn from the Indian Ocean tsunami of December 2004.
Jakarta Tsunami Information Centre

GAMBAR

 (Inggris) BBC: Proses terjadinya tsunami
2004 Asian Tsunami Satellite Images (Before and After)
Satellite Images of Tsunami Affected Areas High resolution satellite images showing the effects of the 2004 tsunami on the affected areas in Indonesia, Thailand and Nicobar island of India.
Computer-generated animation of a tsunami
Animations of actual and simulated tsunami events from the NOAA Center for Tsunami Research
Animation of 1960 tsunami originating outside coast of Chile
The Survivors - A moving travelogue full of stunning images along the tsunami ravaged South-Western Coast of India
Origin of a Tsunami - animation showing how the shifting of continental plates in the Indian Ocean created the catastrophe of December 26th 2004.
CBC Digital Archives – Canada's Earthquakes and Tsunamis
Tsunami Aftermath in Penang and Kuala Muda, Kedah.
[1] Amateur photo Thailand Tsunami 2004
Photosand Videos of Humanitarian Assistance to Tsunami-hit areas by the Singapore Armed Forces

Tidak ada komentar:

Posting Komentar